Jarak Menamakannya Sepi
Arlika dan ariwa
mungkin kalian belum terlalu mengerti
malam benarbenar mendingin ketika hujan bersamaan
menulis beberapa cerita lelaki yang tak bisa cepat berbuai mimpi
dengan kelopak mata selalu menggantung tinggi tanpa tiang
rebahkan hatinya sepasrah mungkin dilumat sepi
Arlika dan ariwa
jarak menghapus bagian yang harusnya kalian tahu
sekata yang kini piatu
lalu waktu meyatimkan tanpa babibu
mengubahnya menjadi sederet huruf mati.
Ariwa
memang diam tak selalu berikan arti pada malam yang begini
sebab dengan lidah siapa mampu terbacakan huruf mati piatu
hanya untuk pahamkan definisi belaka kepada telinga mereka
yang lebih melogika ketimbang nurani seperti kita
bukankah sepi itu adalah hati, bukan masalah sendiri dan hujan ini
malah tidur kalian pun permainan sepi.
Arlika
sepakat sajalah bahwa pergantian malam itu pasti
tak perlu perdebatkan lebih jauh dengan ariwa
pun jika lelaki itu pernah terlelap sebentar menjenguk mimpi
pahami saja sebagai pergantian yang begitu itu
lupakan malam abaikan siang jangan perdulikan angka angka kalender
cukup pahami saja sebagai pergantian.
0 comments:
Post a Comment