Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Palu menerbitkan buku yang mereka namakan cerita rakyat Kaili di Kota Palu. Sayangnya, isinya sangat memprihatinkan karena semua cerita yang mereka sebut cerita rakyat sama sekali bukan cerita rakyat tetapi cerita sehari-hari yang berbahasa Kaili. Ada di dalamnya berjudul ; orang berkebun, orang bersepeda, orang mandi, dsb. Kesemuanya hanyalah cerita dingin dan sama sekali tidak mencerminkan Cerita Rakyat Kaili. Awalnya, ketika buku itu diberikan ke saya saya berharap isinya adalah tentang Tadulako, atau legenda-legenda yang pernah ada di Kota Palu. Faktanya? Sangat mengecewakan. Belum lagi di cover buku ada foto Walikota Palu, Wakil Walikota Palu, dan Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Palu yang terkesan sangat dipaksakan dalam rangka kepentingan SKPD. Penting untuk membedah buku ini. Sebab bagi saya pribadi, buku semacam ini tidak layak beredar karena menyesatkan pembaca sastra. Atau kalau memang betul-betul ingin menerbitkan buku cerita rakyat orang Kaili, bisa menghubungi penulis cerita yang ada di Kota Palu. Bukannya ditulis oleh Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata beserta staffnya yang isinya tidak jelas! bagaimana menurut komiu?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment