MEMILIH- Dua anak SD sedang sibuk mencari buku cerita rakyat yang menarik untuk di baca
Minat baca anak-anak yang ada di Denyangan, kini sudah mulai tampak. Bahkan mereka setiap harinnya selalu berdatangan ke perpustakaan umum yang ada di desa tesebut. Mengapa demikian?
MIFTAHUL A’LA
Sabtu pagi (26/2) sekitar jam 10.00, suasana di perpustakaan Denyangan Kecamatan Mertoyudan cukup sepi. Maklum ketika masih jam-jam pelajar seperti itu, anak-anak kecil masih asyik belajar di sekolah masing-masing. Sehingga masih belum mengunjungi perpustakaan umum Denyangan yang berlokasi di Jalan Sutomo, Muntilan tersebut.
Namun, ketika sudah jam 10.00 lewat, satu persatu anak-anak di sekitar desa Denyangan mulai memadati ruangan perpustakaan sekitar 10x20 itu. Mereka kebanyakan merupakan anak-anak siswa SD sekitar. Bahkan masih nampak beberapa anak yang masih mengenakan seragam sekolah. Karena dari sekolah pulang dan belum sempat untuk berganti pakaian.
Ya keramaian semacam itulah yang selalu menghiasi perpustakaan umum Denyangan cabang Muntilan Kabupaten Magelang. Meskipun masyarakat sekitar mayoritas merupakan warga yang memanfaatkan lahan pertanian, namun antusiasme warga dalam membaca bisa dikatakan sudah cukup tinggi. Ini terbukti dengan ramainya perpustakaan umum yang ada di daerah tersebut.
Lokasinya yang persisi di simpang jalan semakin menyemarakan suasana perpustakaan tersebut. Orang yang tidak memiliki keinginan untuk berkunjung ketika melihat lokasinya yang mudah di jangkau secara otomatis menumbuhkan keinginan untuk berkunjung. Meskipun hanya sekedar melihat-lihat koleksi buku di dalamnya. Sesekali juga nampak kendaraan yang lalu lalang di depan perpustakaan. Tetapi tetap tidak memecahkan konsentrasi anak-anak untuk terus membaca.
“Warga sekitar memang kurang begitu minat untuk datang ke perpustakaan. Maklum karena pagi-pagi harus bekerja ke sawah. Namun untuk kalangan pelajar mulai dari TK sampai SMA hampir setiap harinya selalu berkunjung ke sini,” jelas Gairah, salah satu penjaga perpustakan umum di Denyangan.
Bahkan setiap harinya tidak kurang dari 20 pengunjung selalu memanfaatkan perpustakaan umum ini. Kebanyakan merupakan siswa dan pelajar yang ingin menambah kemampuan ilmu pengetahuannya selain di sekolah. Sesekali orang-orang tua juga ikut mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku-buku agama.
Koleksi yang dimiliki perpustakaan sudah cukup banyak sekali lebih dari 1500 exemplar. Mulai dari buku agama, umum, pelajran sekolah dan buku anak-anak. Semuanya tersedia tinggal memilih dan bagaimana memanfaatkannya.
Namun rata-rata buku yang lebih paling banyak disukai adalah buku cerita-cerita rakyat. Seperti yang terlihat pada siang itu nampak dua anak kecil kelas dua SD sedang asik membaca buku cerita rakyat dari Jawa Tengah. Ketika di ditanya anak kelas dua SD mengatakan hampir setiap pulang sekolah mampir untuk mengunjungi perpustakaan ini.
Meskipun baru kelas dua SD namun semangat bacanya perlu untuk di acungi jempol. Cerita rakyat merupakan buku favorit yang selalu menjadi pilihan anak-anak SD ini. Biasanya kalau anak-anak sudah pulang sekolah banyak yang membaca buku di perpustakan ini. Tidak ada kata tidak untuk terus membaca buku. Terkadang jika tidak puas membaca buku di perpustakaan, mereka meminjam untuk di bawa pulang dan di baca di rumah.
“Kalau orang-orang tua lebih senangnya dengan buku yang berbau agama. Itupun pinjam langsung di bawa pulang. Kalau anak-anak banyak yang membaca di lokasi,” tambah perempuan asli Purworejo ini.
Ketika suasana ramai, gedung perpustakaan yang dibangun sekitar tahun 2008 ini bisa padat dengan anak-anak kecil dan para pelajar. Ada yang membaca di atas meja dan ada juga yang membca dengan lesehan. Jika ingin membaca buku di bawah dengan sambil santai-santai di lantai juga bisa dilakukan.
Minat anak kecil dan remaja yang ada di daerah sekita denyangan ini memang sudah cukup bagus. Setiap harinya selalu sangat antusias untuk selalu membaca, terlebih buku cerita-cerita rakyat. Namun untuk orang tua masih belum lumayan banyak yang ikut memanfaatkan fasilitas perpustaakn umum.
Yang namanya perpustakaan yang berada di daerah mayoritas kendala utamanya tentunya sangat sulit untuk langsung meningkatkan minat baca warga. Apalagi mayoritas merupakan petani. Jadi lebih banyak menghabiskan waktu di sawah untuk memelihara tanamannya dibandingkan dengan membaca buku di perpus. Karena tuntutan ekonomi yang semakin berat.
“Semoga ke depan semakin banyak masyarakat umum yang mulai menghidupkan dan membudayakan budaya membaca. Sebab membaca merupakan salah satu jalan untuk menuju bangsa yang maju, makmur, serta bermartabat,” tambahnya. (*/dm)
0 comments:
Post a Comment