Mungkinkah Indonesia Susul Thailand di 2014?
Otomotif | February 28, 2011 at 23:28BANGKOK (dp) — Sudah menjadi rahasia umum bahwa industri otomotif dunia lebih memilih Thailand sebagai “Detroit of Asia” ketimbang Indonesia. Tahta ini tampkanya sulit bergeser, sekalipun Indonesia gencar mempromosikan diri sebagai pasar paling menguntungkan di Asia Tenggara.
Indonesia memang pantas cemburu kepada Thailand. Populasi penduduk negeri Gajah Putih ini tidak sebesar Indonesia. Karena itu, potensi pasar yang bisa dikembangkan Thailand sebenarnya tidak sebesar Indonesia (kalau mau).
Lantas mengapa industri otomotif dunia lebih tertarik menanamkan investasinya di Thailand? Ini karena pemerintah Thailand lebih berani menjamin dana yang ditanam para pemodal asing.Thailand juga telah memiliki infrastruktur yang kuat, serta birokrasi yang mudah.
Di samping itu, dalam kaitan geografis, Thailand merupakan daerah penghubung strategis untuk pemasaran produk ke India, China, dan Indonesia. Maka jangan heran bila hampir 10 besar manufaktur otomotif raksasa telah mengucurkan investasi ke negeri tersebut.
“Thailand memiliki jaringan pemasok yang baik,” kata presiden direktur General Motors (GM) untuk operasional Asia Tenggara Martin Apfel. “Thailand benar-benar memiliki banyak pemasok berpengalaman di seluruh tingkatan sehingga berpotensi melokalisasi produk,” lanjutnya.
Martin menambahkan, dalam waktu dekat GM akan mengoperasionalkan pabrik baru pembuat mesin-mesin diesel di kawasan industri Rayong, dekat Bangkok.
Tak jauh dari situ, Ford juga berencana meningkatkan kapasitas produksi pabriknya, sementara Suzuki tengah menyiapkan pabrik baru untuk pembangunan mobil hemat energi yang akan dipasarkan pada 2012.
Toyota, Honda, Nissan, dan Mitsubishi juga memiliki operasional yang cukup luas di Rayong. Semua pabrikan berharap sama, yaitu dapat merasakan kue berupa 600 juta penduduk di Asia Tenggara.
Tahun lalu Thailand telah menerima sedikitnya 1,1 miliar dollar AS investasi dari manufaktur kendaraan dunia. Kendati turun 20 persen dari yang diterima tahun 2009, namun para investor mengaku akan meningkatkan kembali investasinya di negeri itu.
Badan Penanaman Modal Thailand (BPM) optimis negaranya masih menjadi magnet bagi para investor dunia. “Aliran FDI tahun ini diperkirakan sebesar 13 miliar dollar AS, di mana otomotif masih menjadi sektor kunci dan didominasi investor Jepang,” kata Sekjen BPM Atchaka Sibunruang.
Daya Tarik Thailand
Sebetulnya biaya tenaga kerja di Thailand tidak semurah yang ditawarkan Indonesia. Menurut catatan Organisasi Buruh Internasional, rata-rata upah buruh per bulan di Thailand mencapai 245,50 dollar AS, sedangkan Indonesia hanya 129 dollar AS.
Penjualan mobil di Thailand juga sangat mungkin untuk bisa dikejar Indonesia. Tahun 2010, pasar Thailand menyerap 800.357 unit, sementara Indonesia 746.008 unit. Tapi mengapa Thailand tetap menjadi pemikat investor asing?
Menurut direktur IHS Automotive Thailand Hajime Yamamoto, Thailand masih memiliki pasar yang besar untuk pembeli mobil pertama. “Pasar Thailand belum sematang Malaysia yang kepemilikan mobil sudah tinggi,” kata Hajime.
Hajime menambahkan Thailand masih akan mendapat investasi yang besar dari sektor industri-industri pendukung komponen otomotif.
Indonesia 2014
Para analis dunia menilai Indonesia yang memiliki daerah perekonomian terbesar di kawasan Asia Tenggara bisa menyalip pasar Thailand sebagai pusat manufaktur regional pada tahun 2014.
Selama tiga tahun ke depan, pendapatan per kapita di Indonesia diperkirakan akan naik ke tinglat 3.000 dollar AS dari sekitar 2.000 dollar AS. Pertumbuhan ini ditaksir Hajime akan mendorong laju permintaan kendaraan di Indonesia.
“Indonesia tidak akan terpengaruh banyak oleh pasar eksternal,” ujar Hajime. “Ekonomi Indonesia digerakkan oleh pasar domestik. Berbeda dibandingkan Thailand yang sangat berharap pada eksport.”
Sementara itu, Vallop Tiasiri dari badan pengkajian otomotif milik pemerintah Thailand, menyatakan kapasitas produksi mobil di negaranya pada 2011 akan meningkat 22 persen menjadi 2 juta unit, dan meloncat 2,5 juta unit dalam lima tahun ke depan.
“Dari total produksi 2 juta unit, sekitar 1,15 juta unit di antaranya yang terdiri dari model-model pick-up terbaru dan mobil hemat bahan bakar, akan dieksport. Pasar domestik ditargetkan mencapai 900.000 unit, lebih banyak dari sekitar 850.000 unit yang dicapai tahun 2010,” ungkap Vallop.
Kendati pasar Indonesia berpotensi menggantikan Thailand pada 2014, namun para analis memberi catatan, pemerintah dan mitra bisnis industri otomotif dunia di Indonesia harus berani memangkas beban-beban biaya tinggi, termasuk pajak dan menjamin kelancaran arus distribusi.
Hal itu diperlukan mengingat Indonesia masih dinilai sebagai negara yang belum memiliki infrastruktur yang baik yang mampu menunjang pertumbuhan industri, seperti yang telah dimiliki Thailand, India dan China. [dp]
Oleh: Wisnu Guntoro Adi, Editor in Chief Dapurpacu.com
Source: DapurPacu online
0 comments:
Post a Comment