Hinggar bingar kampanye dewan legislative dan eksekutif semakin menggema hampir di seluruh soentara nusantara. Berbagai atribut dan slogan-slogan membanjiri jalan raya, media cetak bahkan media elektronik juga tak luput dari jangkauan mereka. Banyak sekali slogan yang mengusung demi dan untuk kesejahteraan rakyatnya. Hingga saking sering tampilnya slogan tersebut, muncullah pernyataan yang cukup unik namun menggelikan. Misalnya SBY tersohor dengan sebutan kampanye ala BBM, Mega wati dengan kampanye Sembakonya dan masih banyak yang lain.
Mungkin calon-calon tersebut beranggapan bahwa semua yang mereka suarakan sudah cukup serta mencakup dan mewakili aspiasri rakyarnya. Sungguh merupakan cara fakir yang sangat dangkal. Sebab dibalik semua kebesaran yang diusung oleh nama rakyat tersebut ada satui hal tertinggal dan sangat jarang sekali diusung baik oleh calon legiglafif maupun presiden sekalipun. Pendidikan!!! Ya pendidikanlah tema penting yang jarang disuarakan. Bahkan bisa dikatakan sangat minim hanya satu dua partai yang menyuarakannya.
Tidak bisa dimungkiri, bahwa sesungguhnya pendidikan merupakan salah satu pilar dan foundasi yang terpenting dalam negara. Inilah sesuatu hal yang besar dan dianngap sepele hingga tidak terjangkau. Negara dapat dikatakan maju, apabila pendidikan yang digagas di dalamnya bisa menghilangkan dan memberantas kebodohan serta menghilangkan kemiskinan yang ada di negara tersebut.
Ironisnya lagi, sebagian dari mereka telah bergulat dalam dunia pendidikan, justru semakin tidak jelas masa depannya meskipun ada yang cerdas. Namun lagi-lagi kepintaran serta kecerdasan yang ada justru disalahgunakan. Mereka menjadikan kepintaran untuk membodohi dan menyiksa rakyat kecil (grassroot) tidak terkecuali para penguasa kita sekarang. Akibatnya, nasib rakyat yang ada dalam negara Indonesia semakin bertambah sengsara dan menderita. Pendidikan di Indonesia dalam waktu yang cukup lama mengalami proses kemunduran, dan mengerut cukup signifikan.
Ada beberapa masalah yang selalu menjadi persoalan klasik serta penghambat agenda pendidikan di Indonesia. Sehingga mengakibatkan pendidikan yang digagas di Indonesia belum banyak beranjak dari persoalan-persoalan klasik. Persoalan yang selalu menghantui perjalanan pendidikan sejak zaman nenek moyang kita.
Masalah yang sering kali menjadi penghambat adalah minimnya anggaran pendidikan yang dialokasikan pemerintah. Meskipun dalam undang-undang sudah dinyatakan perlunya dialokasikan dana untuk dunia pendidikan sebesar 20 persen, namun kenyataannya tidak demikian. Kenyataannya dana yang diberikan untuk dunia pendidikan jauh dari dana alokasi yang telah tercantum dalam undang-undang tersebut. Selain juga tidak adanya kejelasan ternatang visi dan misi yang diusung oleh pendidikan Indonesia. Sebab selama beberapa tahun terakhir, Indonesia terombang ambing karena ketidak jelasan pendidikan yang dianut oleh Indonesia.
Tidak Jelas
Hal ini sangat penting karena tanpa visi dan misi yang jelas, pendidikan Indonesia selamanya akan mengalami yang namanya stagnanisasi pendidikan. Di mana pendidikan yang ada hanya sebatas proses belajar mengajar tanpa melahirkan intelektual yang mampu bersaing di era perkembangan zaman. Sehingga menyebabkan Indonesia semakin jauh dari kemajuan yang diharapkan.
Memang dalam perjalanannya, pendidikan di Indonesia terdapat berbagai kepincangan-kepincangan yang terus terjadi, dan semua itu saja terulang setiap tahunnya, tanpa adanya niatan untuk memperbaikinya. Di Indonesia pendidikan bagaikan sebuah kapal yang terombang-ambing oleh derasnya arus laut. Tak mengherankan kemudian kapal tersebut kehilangan arah dan tujuanya. "Kapal" itu seakan-akan ke sana ke mari tanpa ada tujuan yang jelas. Ilustrasi semacam inilah yang cocok untuk menggambarkan kondisi pendidikan di Indonesia sekarang.
Meminjam istilah Clifford Geertz, pendidikan yang sedang terjadi di Indonesia sekarang ini sedang mengalami yang namanya proses involusi. Proses di mana manusia-manusia yang bergulat dalam dunia pendidikan tersebut bukan semakin tumbuh cerdas, berwawasan luas, kreatif, jujur dan adil, dan beretos kerja untuk kemajuan bersama. Padahal, fasilitas fisiknya bisa dikatakan sudah mulai bertambah elite dan lengkap.
Namun demikian tetap saja yang terjadi justru sebaliknya. Manusia yang sedang bergelut dalam dunia pendidikan semakin bodoh dan akan selalu bertambah bodoh. Hal tersebut disebabkan karena kebijakan-kebijakan pemerintah yang belum mampu sepenuhnya berorientasi demi kemajuan bersama. Ada kesan kuat, mereka hanya berorientasi pada person dan untuk memperkaya diri sendiri. Alhasil, pendidikan yang sedang berjalan pun setengah-setengah, bahkan terkesan jalan di tempat. Indikasi semacam ini menunjukan bahwa sebenarnya pemerintahan masih belum serius memikirkan betapa pentingnya pendidikan demi kemajuan bangsa. Sehingga membutuhkan trobosan baru untuk menangani masalah pendidikan Indonesia. Seluruh element masyarakat Indonesia harus mulai sadar akan pentingnya dunia pendidikan bagi kemajuan bangsa. Dibutuhkan komitmen yang tegas dan kata sepakat baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun dengan masyarakatnya. Karena hanya dengan kata sepakat, kemajuan peradaban suatu bangsa akan terbangun dan dikenang jauh ke depan.
Sudah seyogyanya para anggota dewan baik legislative maupun eksekutif memulai mengkampanyekan arti pentingnya pendidikan, memperjelas agenda kebijakan, visi dan misi pendidikan untuk masyarakat. Anggota legislative maupun eksekutif harus mulai untuk tidak membeda-bedakan antara satu dengan lainnya. Mengingat Indonesia merupakan Negara plural yang terdiri dari beragam suku, etnis dan agama. Mereka harus memperjuangkan dan mengedepankan kepentingan rakyatnya, bukan malah membuat rakyat menjadi sengsara karena seringnya dipermainkan oleh kebijakan pemerintah, yang hanya mementingkan diri sendiri. Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan dan jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran (James Thurber).
Apa yang dikatakan James Thurbet tersebut sekiranya dapat menjadi motivasi bagi kita untuk berani melakukan perubahan demi kemajuan masa depan. Pernyataan James Thurbet hendaknya mampu menggugah mata-hati yang selama ini buta atau bahkan dibutakan oleh keinginan untuk mendapatkan materi. Sebagai bangsa yang sudah merdeka perlu kiranya segera melakukan perubahan yang signifikan demi kemaslahatan bersama. Yang perlu diingat perubahan tidak datang dengan sendirinya, namun membutuhkan suatu usaha dan tindakan yang nyata untuk meraihnya.
Mungkin calon-calon tersebut beranggapan bahwa semua yang mereka suarakan sudah cukup serta mencakup dan mewakili aspiasri rakyarnya. Sungguh merupakan cara fakir yang sangat dangkal. Sebab dibalik semua kebesaran yang diusung oleh nama rakyat tersebut ada satui hal tertinggal dan sangat jarang sekali diusung baik oleh calon legiglafif maupun presiden sekalipun. Pendidikan!!! Ya pendidikanlah tema penting yang jarang disuarakan. Bahkan bisa dikatakan sangat minim hanya satu dua partai yang menyuarakannya.
Tidak bisa dimungkiri, bahwa sesungguhnya pendidikan merupakan salah satu pilar dan foundasi yang terpenting dalam negara. Inilah sesuatu hal yang besar dan dianngap sepele hingga tidak terjangkau. Negara dapat dikatakan maju, apabila pendidikan yang digagas di dalamnya bisa menghilangkan dan memberantas kebodohan serta menghilangkan kemiskinan yang ada di negara tersebut.
Ironisnya lagi, sebagian dari mereka telah bergulat dalam dunia pendidikan, justru semakin tidak jelas masa depannya meskipun ada yang cerdas. Namun lagi-lagi kepintaran serta kecerdasan yang ada justru disalahgunakan. Mereka menjadikan kepintaran untuk membodohi dan menyiksa rakyat kecil (grassroot) tidak terkecuali para penguasa kita sekarang. Akibatnya, nasib rakyat yang ada dalam negara Indonesia semakin bertambah sengsara dan menderita. Pendidikan di Indonesia dalam waktu yang cukup lama mengalami proses kemunduran, dan mengerut cukup signifikan.
Ada beberapa masalah yang selalu menjadi persoalan klasik serta penghambat agenda pendidikan di Indonesia. Sehingga mengakibatkan pendidikan yang digagas di Indonesia belum banyak beranjak dari persoalan-persoalan klasik. Persoalan yang selalu menghantui perjalanan pendidikan sejak zaman nenek moyang kita.
Masalah yang sering kali menjadi penghambat adalah minimnya anggaran pendidikan yang dialokasikan pemerintah. Meskipun dalam undang-undang sudah dinyatakan perlunya dialokasikan dana untuk dunia pendidikan sebesar 20 persen, namun kenyataannya tidak demikian. Kenyataannya dana yang diberikan untuk dunia pendidikan jauh dari dana alokasi yang telah tercantum dalam undang-undang tersebut. Selain juga tidak adanya kejelasan ternatang visi dan misi yang diusung oleh pendidikan Indonesia. Sebab selama beberapa tahun terakhir, Indonesia terombang ambing karena ketidak jelasan pendidikan yang dianut oleh Indonesia.
Tidak Jelas
Hal ini sangat penting karena tanpa visi dan misi yang jelas, pendidikan Indonesia selamanya akan mengalami yang namanya stagnanisasi pendidikan. Di mana pendidikan yang ada hanya sebatas proses belajar mengajar tanpa melahirkan intelektual yang mampu bersaing di era perkembangan zaman. Sehingga menyebabkan Indonesia semakin jauh dari kemajuan yang diharapkan.
Memang dalam perjalanannya, pendidikan di Indonesia terdapat berbagai kepincangan-kepincangan yang terus terjadi, dan semua itu saja terulang setiap tahunnya, tanpa adanya niatan untuk memperbaikinya. Di Indonesia pendidikan bagaikan sebuah kapal yang terombang-ambing oleh derasnya arus laut. Tak mengherankan kemudian kapal tersebut kehilangan arah dan tujuanya. "Kapal" itu seakan-akan ke sana ke mari tanpa ada tujuan yang jelas. Ilustrasi semacam inilah yang cocok untuk menggambarkan kondisi pendidikan di Indonesia sekarang.
Meminjam istilah Clifford Geertz, pendidikan yang sedang terjadi di Indonesia sekarang ini sedang mengalami yang namanya proses involusi. Proses di mana manusia-manusia yang bergulat dalam dunia pendidikan tersebut bukan semakin tumbuh cerdas, berwawasan luas, kreatif, jujur dan adil, dan beretos kerja untuk kemajuan bersama. Padahal, fasilitas fisiknya bisa dikatakan sudah mulai bertambah elite dan lengkap.
Namun demikian tetap saja yang terjadi justru sebaliknya. Manusia yang sedang bergelut dalam dunia pendidikan semakin bodoh dan akan selalu bertambah bodoh. Hal tersebut disebabkan karena kebijakan-kebijakan pemerintah yang belum mampu sepenuhnya berorientasi demi kemajuan bersama. Ada kesan kuat, mereka hanya berorientasi pada person dan untuk memperkaya diri sendiri. Alhasil, pendidikan yang sedang berjalan pun setengah-setengah, bahkan terkesan jalan di tempat. Indikasi semacam ini menunjukan bahwa sebenarnya pemerintahan masih belum serius memikirkan betapa pentingnya pendidikan demi kemajuan bangsa. Sehingga membutuhkan trobosan baru untuk menangani masalah pendidikan Indonesia. Seluruh element masyarakat Indonesia harus mulai sadar akan pentingnya dunia pendidikan bagi kemajuan bangsa. Dibutuhkan komitmen yang tegas dan kata sepakat baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun dengan masyarakatnya. Karena hanya dengan kata sepakat, kemajuan peradaban suatu bangsa akan terbangun dan dikenang jauh ke depan.
Sudah seyogyanya para anggota dewan baik legislative maupun eksekutif memulai mengkampanyekan arti pentingnya pendidikan, memperjelas agenda kebijakan, visi dan misi pendidikan untuk masyarakat. Anggota legislative maupun eksekutif harus mulai untuk tidak membeda-bedakan antara satu dengan lainnya. Mengingat Indonesia merupakan Negara plural yang terdiri dari beragam suku, etnis dan agama. Mereka harus memperjuangkan dan mengedepankan kepentingan rakyatnya, bukan malah membuat rakyat menjadi sengsara karena seringnya dipermainkan oleh kebijakan pemerintah, yang hanya mementingkan diri sendiri. Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan dan jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran (James Thurber).
Apa yang dikatakan James Thurbet tersebut sekiranya dapat menjadi motivasi bagi kita untuk berani melakukan perubahan demi kemajuan masa depan. Pernyataan James Thurbet hendaknya mampu menggugah mata-hati yang selama ini buta atau bahkan dibutakan oleh keinginan untuk mendapatkan materi. Sebagai bangsa yang sudah merdeka perlu kiranya segera melakukan perubahan yang signifikan demi kemaslahatan bersama. Yang perlu diingat perubahan tidak datang dengan sendirinya, namun membutuhkan suatu usaha dan tindakan yang nyata untuk meraihnya.
0 comments:
Post a Comment