COKELAT, Camilan yang Enak dan Menyehatkan

Tuesday, 15 February 2011

Bagi para chocoholic, penggemar cokelat, tentu tidak peduli apakah cokelat bisa menurunkan tekanan darah, antikanker, melindungi jantung, atau menurunkan kolesterol.

Ingat film Charlie and the Chocolate Factory? Dalam film itu diceritakan betapa banyaknya anak yang ingin ikut tur ke sebuah pabrik cokelat terbesar di dunia milik Willy Wonka. Tak peduli anak miskin atau anak orang kaya, mereka saling sikut dan saling melakukan kecurangan – dengan bantuan orangtuanya - hanya untuk mendapatkan selembar kupon agar bisa masuk ke dalam pabrik cokelat tersebut. Salah satunya adalah si anak miskin Charlie Bucket yang menjadi tokoh cerita. Bukti bahwa cokelat begitu digandrungi tua muda sedunia.  
            Para penggemar cokelat itu pasti tak peduli, apakah cokelat yang enak dan lezat itu mempunyai manfaat kesehatan. Apalagi para chocoholic sejati, terpikir tentang cokelat saja sudah mampu membangkitkan respons rasa nyaman (good feeling). Selanjutnya pasti akan langsung mengemilnya atau menyeruput secangkir kakao hangat untuk memuaskan hasratnya. Jadi, apakah cokelat membuat para penggemarnya ketagihan? Tidak juga! Karena cokelat tidak seperti rokok atau minuman keras yang bisa membuat orang ketagihan. 


Tiga varitas cokelat dan tiga jenis cokelat

Ada tiga varitas utama. Yang paling banyak dibudidayakan adalah varitas Forastero yang meliputi 90% produksi dunia. Yang paling jarang dan dianggap paling baik oleh orang Eropa adalah varitas Cricollo. Varitas ini sulit dibudidayakan, tapi memiliki aroma dan rasa yang terbaik. Kemudian ada varitas Trinitario yang merupakan silangan dari varitas Forastero dan Cricollo.   
Biji cokelat rasanya memang pahit, dan untuk mendapatkan rasa atau aroma khasnya harus difermentasi. Setelah fermentasi, biji-biji cokelat dalam keadaan kering dan bersih, kulitnya dibuang untuk mendapatkan cacao nibs yang kemudian digiling menjadi cocoa mass yaitu bentuk murni cokelat. Cocoa mass (biasanya dalam kondisi lengket). Kemudian diproses menjadi cocoa liquor. Cocoa liquor ini terdiri dari dua komponen yaitu cocoa solid dan cocoa butter. Inilah bahan dasar dari cokelat enak dan lezat yang kita nikmati dan kita kenal selama ini.
Dark chocolate, berkadar 70% cokelat murni (cocoa solid  dan cocoa butter) dengan  menambahkan gula dan vanili. Inilah cokelat terbaik bagi kesehatan jantung dan lainnya.
Milk chocolate, berkadar 50% cokelat murni yang ditambah gula dan susu serta vanili. Inilah cokelat yang paling digemari khususnya oleh anak-anak.
White chocolate, yang berkualitas tinggi mengandung 35% cokelat murni, gula, susu, dan vanili, karena itu warnanya putih. Namun umumnya kadar gulanya terlalu tinggi sehingga berefek negatif (merusak gigi dan meningkatkan kadar gula darah penderita diabetes).
Ada juga dijual cokelat murahan tanpa merk. Inilah yang perlu diwaspadai, karena kandungan cokelatnya kurang dari 20% bahkan hanya 7%. Cokelat jenis ini berkadar gula sangat tinggi dengan tambahan lemak jenuh yang juga tinggi dan minyak sayur yang terhidrogenasi (HVO). Efeknya sangat tidak baik bagi kesehatan.


Kandungan Nutrisi
 
Cokelat murni maupun biji kakao mengandung sejumlah nutrisi yang bemanfaat bagi kesehatan tubuh, antara lain sangat kaya antioksidan flavonoid yang mampu menurunkan tekanan darah yang tinggi menjadi normal, juga membantu mengurangi pembekuan darah. Dengan demikian biji kakao maupun cokelat murni menurunkan risiko stroke dan serangan jantung. Makin gelap warna cokelat – dengan konsentrasi kakao tinggi – makin baik bagi kesehatan.
Menurut para ilmuwan Italia, mengemil 20 gram dark chocolate setiap 3 hari sekali membawa kebaikan bagi sistem kardiovaskuler. Namun makan lebih banyak, tidak berpengaruh lebih baik. Dosis terbaik memang hanya secuil cokelat dengan berat 20 gram per 3 hari sekali.  Berikut ini kandungan nutrisi kakao/cokelat yaitu :  lemak, gula, antioksidan, teobromin, kafein, feniletilamin, mineral esensial, vitamin,  dan kalori.
Kandungan lemak kakao kira-kira 50 persen. Lemak kakao terdiri dari dua jenis asam lemak jenuh (palmitic acid dan stearic acid) dan satu asam lemak tak jenuh tunggal (oleic acid). Cocoa butter dan cokelat tidak meningkatkan kolesterol darah, namun jika Anda mengemil milk chocolate atau cokelat berkualitas rendah yang bagian terbesarnya terdiri dari lemak susu atau jenis-jenis lemak lain, maka kadar kolesterol Anda dipastikan akan meningkat.
Sedangkan polefenol yang merupakan antioksidan dalam biji kakao  bermanfaat bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Senyawa antioksidan lain yang dikandung biji kakao ini adalah flavonoid yang terdiri dari catechins, epicatechins, dan procyandines. Antioksidan flavonoid tersebut ditemukan pada bagian yang tak berlemak (nonfat) dari biji kakao.
            Kandungan flavonoid dalam cokelat ini bervariasi tergantung pada kadar kakao. Makin tinggi kadar kakao (makin pekat) berarti makin tinggi pula kandungan flavonoidnya.

www.nirmalamagazine.com


0 comments:

Post a Comment

free counters

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Page Rank

Copyright © 2011 Green Ilmu | Splashy Free Blogger Templates with Background Images, Trucks