Agama (Islam), HIV dan AIDS

Sunday 13 February 2011

Oleh: Miftahul A’la
Isu tentang penyebaran virus HIV dan AIDS dari waktu ke waktu menjadi persoalan besar yang melanda warga negara dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini dikarenakan penyebaran virus ini yang sangat tajam dan mengalami peningkatan cukup signifikan. Di indonesia saja, virus HIV dan AIDS ini sudah di temukan dari sabang sampai meraouke. Dalam artian hampir di berbagai wilayah di indonesia di temukan orang yang terkena virus HIV dan AIDS. Kenyataaan semacam inilah yang kemudian semakin membuat resah semua orang tanpa terkecuali. Kota-kota besar seperti ibu kota jakarta, surabaya, bandung, menjadi sentral dalam penyebaran visrus yang mash belum mendapatkan obatnya ini. Meskipun tidak menutup kemungkinan di perdesaan yang terpencil sekalipun juga tidak luput dari penyebarannya, namun prosentasinya lebih kecil jika dibandingkan dengan berbagai kota besar di indonesia.
Tentang problem persoalan virus HIV dan AIDS ini sebenarnya bukan merupakan promblem yang baru bagi warga indonesia. Sebab jika ditelusuri lebih jauh, virus ini sudah sejak lama sekali menyebar dan berkembang di indonesia. Namun demikian dalam beberapa dekade ini siklus penyebarannya mengalami peningkatan lonjakan yang cukup tajam, sehingga sudah mualai banyak dikenal oleh hampir semua orang.
Sayang, meskipun sudah merupakan salah satu persoalan yang serius, virus HIV AIDS hingga detik ini belum di temukan obat yang mampu untuk menyembuhkannya. Bahkan negera-negara maju di dunia juga masih kebingungan untuk mendapatkan dan menemukan cara untuk menyembuhkannya. Karena memang selama ini yang bisa dilakukan hanya sebatas mencegah dan memperlambat penyebaran vrus di dalam tubuh, tetpi bukan membunuhnya.
Empat faktor
Dilihat dari berbagai sudut, baik medis maupun lainnya ternyata virus HIV dan AIDS ini tergolong dalam tipikal yang sulit sekali untuk menular. Bahkan meskipun kita seandainya hidup, makan dan sering kontak dalam serumah, prosentase penularannya sangat kcil, atau mungkin malah nol persen kemungkinan terinfeksi dan tertular virus ini. Hal ini dikarenakan memang dalam kenyataannya virus ini tidak bisa menular dengan begitu saja tanpa adanya media penyalurannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bertahun-tahun oleh para medis di seluruh penjuru dunia paling tidak ada empat hal yang bisa dijadikan sebagai media penularan penyabaran virus HIV dan AIDs ini. Pertama dengan menggunakan jarum suntik. Biasanya ini terjadi dan dilakukan oleh mereka para pecandu narkotika secara berjama’ah. Jika salah satunya mengidap HIV dan AIDs, maka bisa dipastikan yang lain juga akan ikut tertular.
Kedua, sexs bebas dan berisko. Dalam artian mereka yang sering melakukan sexs bebas, senang bergonta-ganti pasangan dan melakukan sexs berisio lebih memiliki peluang besar untuk tertular virus HIV dan AID ini. Ketiga, transfusi darah atau donor darah. Jika pendonor sudah terkena maka secara otomatis yang di donori juga akan terjangkit. Dan yang keempat adalah melahirkan. Ketika seorang ibu sudah terjangkit, maka ketika melahirkan anaknya memiliki kemungkinan besar terjangkit juga.
Keempat faktor inilah yang merupakan media utama dalam penyebaran virus HIV dan AIDS ini. Meskipun kita sering kontak fisik dan hidup serumah misalnya, jika tidak melakukan salah satu dari empat hal tersebut, maka sangat kecil sekali prosentasi untuk terlularnya. Namun sayang sekali minimnya informasi atau ketertutupan diri masih melanda sebagain masyarakat. Tidak mengherankan jika kemudian masih menempel stigma negatif kepada orang yang terkena virus HIV dan AIDS.
Stigma Negatif
Agama (islam) sebagai agama mayoritas masyarakat indonesia tentunya memiliki peranan yang sangat penting sekali untuk ikut berperan serta dalam penanggulangan dan pencegahan perkembangan vrus HIV dan AIDS ini. Terlebih bisa dikatakan hampir 90 % dari warga Indonesia beragama islam. sejatinya dengan kapasitas pemeluk islam yang besar, seharusnya ini merupakan salah satu kelebihan yang bisa dianfaatkan oleh umat muslim itu sendiri untuk berperan aktif dalam antisipas penyegahan. Karena dengan quota yang begitu besar, bukan tidak mungkin juga banyak dari orang islam sendiri yang justru sudah tejangkit virus HIV dan AIDS dalam diriinya. Namun sayangnya kesadaran akan ikut perperan serta dalam penanganan masalah HIV dan AIDS ini masih belum tertanam dan melekat dala diri semua orang islam.
Bahkan tidak sedikit dari ulama’ dan kyai memiliki statemen negatif tentang HIV dan AIDS ini. tidak sedikit yang kemudian justru menganggap bahwa virus HIV dan AIDS merupakan penyakit kutukan dari Allah karena ulah orang itu sendiri. Dalam artian masih banyak kyai dan ulama’ yang kolot yang memandang sinis dan justru menjustis orang yang terkena virus HV dan AIDS sebagai orang hina di mata Allah. Meskipun ada juga sebagian yang sudah mulai terbuka dan ikut berperan serta dalam penanggulan HIV dan AIDS di indonesia. Kenyataan semacam ini tentunya merupakan realitas yang sangat memprihatinkan, terlebih ini melanda para sesepuh umat islam. Lalu kemanakah substansi islam yang rahmatan lil alamain?
Sikap sebagain besar sesepuh islam yang masih menganggap bahwa HIV dan AIDS merupakan penyakit kutukan dari Allah kepada orang yang memiliki “prilaku menyimpang” semacam ini tentunya meruapakan kenyataan yang menyedihkan dan sangat tidak realitsis sekali. Sebab semua orang tahu bahwa pada hakikatnya islam diturunkan di dunia sebagai agama yang memiliki eksistensi rahmatan lil alamin. Jadi sebenarnya jika direnungkan lebih mendalam lagi, tentu nuansa rahmatan lil alamain akan mengalami perubahan atau pergeseran makna. Semua itu juga disebabkan oleh orang isalam sendiri yang kurang begitu mengaplikasinan substansi rahmatan lil alamin dalam realitas sosial.
Melihat realitas semakin bertambahnya jumlah pengidap penyakit HIV dan AIDs ini tentunya merupakan persoalan krusial yang harus mendapatkan respon dari berbagai kalangan. Terlebih virus ini hingga detik ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan, meskipun juga tidak mematikan. Agama (Islam) sebagai agama mayoritas masyarakat indonesia harus berperan aktif dalam penangangan masalah ini. Karena dengan jumlah separuh lebih tentunya memiliki potensi yang cukup besar untuk menanggulangi penyebaran virus ini. Stigma negatif dalam memandang virus HIV dan AIDs ini harus segera dibuang. Sebab bukan tidak mungkin dari sekian banyaknya pengidap virus HIV dan AIDS merupakan umat muslim. Jadi agama (islam) harus mampu untuk berperan aktif dalam penyebaran virus HIV dan AIDS. Jangan sampai substansi agama (islam) sebagai agama rahmatan lil alamin hilang dari peradaban.

0 comments:

Post a Comment

free counters

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Page Rank

Copyright © 2011 Green Ilmu | Splashy Free Blogger Templates with Background Images, Trucks